Sebelumnya kota Solo meraih predikat sebagai kota terbaik menurut versi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
kini Solo kembali meraih penghargaan hebat lainnya.
Kali ini kota The Spirit of Java ini meraih penghargaan sebagai kota dengan kualitas udara terbersih di Indonesia.
Sebuah penghargaan bergengsi dan makin menegaskan predikat kota Solo sebagai kota yang penuh dengan prestasi dan tempat tinggal favorit.
Penghargaan ini semakin melengkapi predikat kota Solo yang sebelumnya dikukuhkan sebagai
kota paling ramah terhadap anak-anak, kota impian, kota cyber, kota budaya, kota trem,
kota sepeda, kota terbaik, dan kota dengan udara terbersih.
kini Solo kembali meraih penghargaan hebat lainnya.
Kali ini kota The Spirit of Java ini meraih penghargaan sebagai kota dengan kualitas udara terbersih di Indonesia.
Sebuah penghargaan bergengsi dan makin menegaskan predikat kota Solo sebagai kota yang penuh dengan prestasi dan tempat tinggal favorit.
Penghargaan ini semakin melengkapi predikat kota Solo yang sebelumnya dikukuhkan sebagai
kota paling ramah terhadap anak-anak, kota impian, kota cyber, kota budaya, kota trem,
kota sepeda, kota terbaik, dan kota dengan udara terbersih.
Penghargaan kota dengan udara terbaik ini diadakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) dalam program yang bertajuk program Langit Biru. Program ini secara umum melakukan penilaian dengan mendasarkan pada empat parameter utama dan parameter tambahan. Parameter utama adalah manajemen lalu lintas, kualitas bahan bakar, hasil uji emisi kendaraan, dan kualitas udara di jalan raya. Sedangkan parameter tambahan yang dijadikan dasar penilaian adalah upaya pemda setempat dalam pereduksian emisi dan penataan kota. |
Selain Solo, ada lima kota lain yang dinilai terbaik dalam mendukung program peningkatan kualitas udara, yakni Surabaya, Medan, Jakarta Timur, Batam,dan Malang. Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Karliansyah mengungkapkan, enam kota penerima penghargaan Kota Langit Biru terbagi dalam dua kategori, yaitu kota metropolitan dan kota besar. ” Untuk kategori kota metropolitan diraih Surabaya, Medan, dan Jakarta Timur. Sedangkan untuk kategori kota besar itu diraih Surakarta, Batam, dan Kota Malang,” kata Karliansyah pada acara Public Expose Langit Biru 2011 di Jakarta kemarin. Karliansyah menjelaskan, pada kategori kota metropolitan, Surabaya meraih nilai tertinggi dengan nilai 7,21, disusul Medan dengan nilai 6,72, dan Jakarta Timur 6,57. Adapun pada kategori kota besar, Surakarta mendapatkan nilai tertinggi dengan nilai 8,42, diikuti Batam 8,31,dan Malang dengan 7,53.Namun,di antara tiga kota metropolitan peraih penghargaan kota terbaik, Kota Jakarta Timur terpilih sebagai kota metropolitan terbaik karena memenuhi empat aspek berdasarkan indikator penilaian. |
Menurut Karliansyah,Surabaya, Medan, dan Jakarta Timur mengungguli Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Semarang, Bandung,Tangerang,Makassar, Depok,Palembang dan Bekasi. Sementara Surakarta, Batam,dan Malang mampu mengalahkan Balikpapan, Bogor, Yogyakarta, Bandar Lampung, Denpasar, Samarinda, Banjarmasin, Padang,dan Pekanbaru. |
”Kalau Jakarta Pusat kerap macet sehingga emisi gas buang dari kendaraan menyebabkan polusi sangat tinggi, khususnya daerah Sudirman dan Thamrin,”terangnya. Penilaian dilakukan sejak Maret-September 2011. Indikator penilaian meliputi kegiatan fisik dan nonfisik, meliputi uji emisi kendaraan bermotor selama tiga hari dengan 500 kendaraan pribadi per hari, pemantauan terhadap kualitas udara jalan raya,penghitungan kinerja lalu lintas seperti kecepatan dan kerapatan kendaraan di jalan raya. |
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menjelaskan, Langit Biru merupakan program pemerintah yang bertujuan
untuk mendorong peningkatan kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara,
khususnya yang bersumber dari kendaraan bermotor melalui penerapan transportasi berkelanjutan
untuk mendorong peningkatan kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara,
khususnya yang bersumber dari kendaraan bermotor melalui penerapan transportasi berkelanjutan
0 comments:
Post a Comment