Berbagai bahan produk rumah tangga seperti penyegar udara, sabun wangi, pembersih tangan, deterjen, dan bahan-bahan pembersih memancarkan aroma harum atau wewangian. Sayangnya, beberapa bahan pewangi tersebut sebenarnya diklasifikasikan sebagai bahan beracun atau berbahaya dan beberapa bahan dibatasi pemakaiannya agar dapat dianggap aman.
"Produk ini dapat menyebabkan berbagai efek yang merugikan kesehatan seperti sakit kepala, kesulitan bernapas, serangan asma, ruam, dan bahkan hilangnya kesadaran. Saya ingin mengetahui bahan apa yang bisa menyebabkan efek ini," kata Dr. Anne Steinemann dari University of Washington.
Untuk menghasilkan bau harum, produk-produk ini ditambahkan bahan kimia yang disebut volatile organic compounds (VOC) atau bahan organik yang mudah menguap. Bersama rekan-rekannya, Dr. Steinemann menganalisis 25 produk beraroma seperti; penyegar udara, pewangi binatu, pembersih, dan produk perawatan pribadi. Mereka menemukan bahwa 25 produk tersebut semuanya memancarkan total 133 bahan kimia (VOC) yang berbeda dengan rata-rata 17 VOC untuk setiap produk.
Dari 133 bahan kimia tersebut, 24 di antaranya diklasifikasikan sebagai bahan beracun atau berbahaya berdasarkan undang-undang federal AS, dan setiap produk mengeluarkan satu hingga delapan dari senyawa ini.
Sekitar setengah produk yang diteliti mengklaim dirinya sebagai produk yang "hijau" dengan embel-embel "organik", "alami", atau "minyak esensial" namun sebenarnya juga merupakan senyawa beracun dan berbahaya yang banyak digunakan produk lain pada umumnya.
"Kami juga menemukan beberapa hasil mengejutkan lainnya. Hampir setengah dari produk beraroma memancarkan satu atau lebih karsinogen polutan udara berbahaya," imbuh Dr. Steinemann seperti dilansir TheStar.com, Jumat (30/12/2011).
Karsinogen atau pemicu kanker yang dimaskud adalah 1,4-dioksan, asetaldehida, formaldehida, dan metilen klorida yang tidak memiliki tingkat paparan yang aman menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau Environmental Protection Agency.
Bahkan jikalaupun produk tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya, bahan-bahan dalam produk dapat menghasilkannya. Misalnya, bahan kimia yang paling umum dihasilkan adalah limonen yang bereaksi dengan ozon di udara sekitarnya dan menciptakan polutan yang berpotensi bahaya seperti formalin, asetaldehida, dan ultrafine particles5.
Oleh karena itu, Dr. Steinemann menghimbau agar konsumen beralih ke produk dengan bahan dasar seperti baking soda, cuka, dan menggunakan produk tanpa pewangi. Untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, akan lebih baik jika membuka jendela atau menyalakan kipas angin daripada menggunakan penyegar udara atau pengharum yang tidak membersihkan udara, tetapi hanya menutupi masalah dan memperburuk kualitas udara.
Seorang toksikologi, Dr. Tod Bania, mengatakan bahwa ia pernah mendapat pasien yang melaporkan gejala penyakit dari produk beraroma. Namun ia mengatakan agar tidak perlu panik karena karsinogen dalam produk pengharum tersebut relatif rendah. Meskipun demikian, paparan produk ini untuk jangka panjang bisa membahayakan, terutama jika memiliki penyakit paru-paru dan asma.
Hubungan antara produk-produk wewangian dengan risiko kanker memang sudah sering diteliti dan terbukti keduanya saling berhubungan. Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, 20 persen perempuan yang rutin memakai pengharum ruangan cenderung lebih rentan kanker payudara.
sumber :http://www.detikhealth.com/read/2011/12/30/151504/1803251/763/produk-wewangian-bisa-sebabkan-kanker
"Produk ini dapat menyebabkan berbagai efek yang merugikan kesehatan seperti sakit kepala, kesulitan bernapas, serangan asma, ruam, dan bahkan hilangnya kesadaran. Saya ingin mengetahui bahan apa yang bisa menyebabkan efek ini," kata Dr. Anne Steinemann dari University of Washington.
Untuk menghasilkan bau harum, produk-produk ini ditambahkan bahan kimia yang disebut volatile organic compounds (VOC) atau bahan organik yang mudah menguap. Bersama rekan-rekannya, Dr. Steinemann menganalisis 25 produk beraroma seperti; penyegar udara, pewangi binatu, pembersih, dan produk perawatan pribadi. Mereka menemukan bahwa 25 produk tersebut semuanya memancarkan total 133 bahan kimia (VOC) yang berbeda dengan rata-rata 17 VOC untuk setiap produk.
Dari 133 bahan kimia tersebut, 24 di antaranya diklasifikasikan sebagai bahan beracun atau berbahaya berdasarkan undang-undang federal AS, dan setiap produk mengeluarkan satu hingga delapan dari senyawa ini.
Sekitar setengah produk yang diteliti mengklaim dirinya sebagai produk yang "hijau" dengan embel-embel "organik", "alami", atau "minyak esensial" namun sebenarnya juga merupakan senyawa beracun dan berbahaya yang banyak digunakan produk lain pada umumnya.
"Kami juga menemukan beberapa hasil mengejutkan lainnya. Hampir setengah dari produk beraroma memancarkan satu atau lebih karsinogen polutan udara berbahaya," imbuh Dr. Steinemann seperti dilansir TheStar.com, Jumat (30/12/2011).
Bahkan jikalaupun produk tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya, bahan-bahan dalam produk dapat menghasilkannya. Misalnya, bahan kimia yang paling umum dihasilkan adalah limonen yang bereaksi dengan ozon di udara sekitarnya dan menciptakan polutan yang berpotensi bahaya seperti formalin, asetaldehida, dan ultrafine particles5.
Seorang toksikologi, Dr. Tod Bania, mengatakan bahwa ia pernah mendapat pasien yang melaporkan gejala penyakit dari produk beraroma. Namun ia mengatakan agar tidak perlu panik karena karsinogen dalam produk pengharum tersebut relatif rendah. Meskipun demikian, paparan produk ini untuk jangka panjang bisa membahayakan, terutama jika memiliki penyakit paru-paru dan asma.
Hubungan antara produk-produk wewangian dengan risiko kanker memang sudah sering diteliti dan terbukti keduanya saling berhubungan. Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, 20 persen perempuan yang rutin memakai pengharum ruangan cenderung lebih rentan kanker payudara.
sumber :http://www.detikhealth.com/read/2011/12/30/151504/1803251/763/produk-wewangian-bisa-sebabkan-kanker
0 comments:
Post a Comment