Artis komedian Tika Panggabean ternyata tak hanya juara di panggung, tetapi juga piawai "menciptakan" restoran yang terbukti laris-manis dan telah mekar beranak-pinak menjadi beberapa cabang.
Bermula dari satu restoran di Tarogong, Jakarta Selatan, sekitar enam tahun yang silam, sekarang Radja Ketjil telah punya lima cabang lain, yaitu: Plaza Semanggi, Pondok Indah Mal 2, Tebet, Alam Sutera di Serpong, dan Cihampelas Walk di Bandung.
Radja Ketjil – sesuai dengan namanya – bernuansa djadoel (djaman dahoeloe), dan menyajikan masakan peranakan Tionghoa-Indonesia. Bukan hanya nama restonya yang dieja dengan ejaan lama, melainkan juga kartu menunya. Selain itu, nama-nama menunya juga dibuat unik, seolah-olah memang "datang" dari masa lalu melalui kapsul waktu. Misalnya: soep poetri tambahsia, udang siotjia-siotjia, ajam tanatinggi, tjumi nona minta kawen, gohyong wan char lee, gado-gado iboesoeri, dan banyak lagi.
Favorit saya adalah tahoe hujin tje lie rina (Rp 33,5 ribu). Masakan sederhana ini dibuat dari tahu sutra yang lembut, dikukus dengan sayur pocai, kemudian disiram dengan bumbu-bumbu gurih dan topping jamur mutiara. Mak nyuss!
Oedang Nona Minta Kawen-nya (Rp 35 ribu) juga "bole dipoedjiken". Ini adalah udang goreng dengan bumbu minimalis garam cabe yang memang merupakan salah satu jenis sajian peranakan yang populer. Selain udang, cumi-cumi juga bisa digoreng dengan bumbu yang sama. Ada juga Kepiting Hitam Manis (Rp 71,5 ribu) yang tidak lain adalah kepiting dimasak dengan lada hitam.
Ayam Hong Kong yang digoreng garing, berwarna kemerahan, aroma harum bumbu ngohiong – banyak dipesan pelanggan Radja Ketjil. Masakan ayam lainnya termasuk ayam kungpao, ayam nanking, dan ayam ibutiri (goreng cabe rawit dan kemiri) yang khas.
Hidangan berkuah yang tidak boleh dilewatkan di sini adalah soep Boentoet Radja Ketjil (Rp 50 ribu, porsi individual). Daging buntutnya empuk, kuahnya gurih segar. Salad Keradjaan dan Gado-gado Iboesoeri adalah pilihan hidangan segar bagi mereka yang tidak makan daging.
Bila singgah ke sini di luar jam makan, ada keropok tjolek, singkong goreng, dan berbagai jenis kudapan yang dapat dipesan untuk menikmati suasana "Petjinan Tempo Doeloe" yang cukup berhasil dihadirkan oleh Tika Panggabean bersama teman-temannya.
Radja Ketjil
Citarasa Peranakan
Jl. Taman Pendidikan II/1
Tarogong, Jakarta Selatan
Telp: 021-7509818
sumber :http://www.detikfood.com/read/2011/12/28/111632/1801061/933/masakan-peranakan-sajian-tika-panggabean?d992201933
Bermula dari satu restoran di Tarogong, Jakarta Selatan, sekitar enam tahun yang silam, sekarang Radja Ketjil telah punya lima cabang lain, yaitu: Plaza Semanggi, Pondok Indah Mal 2, Tebet, Alam Sutera di Serpong, dan Cihampelas Walk di Bandung.
Radja Ketjil – sesuai dengan namanya – bernuansa djadoel (djaman dahoeloe), dan menyajikan masakan peranakan Tionghoa-Indonesia. Bukan hanya nama restonya yang dieja dengan ejaan lama, melainkan juga kartu menunya. Selain itu, nama-nama menunya juga dibuat unik, seolah-olah memang "datang" dari masa lalu melalui kapsul waktu. Misalnya: soep poetri tambahsia, udang siotjia-siotjia, ajam tanatinggi, tjumi nona minta kawen, gohyong wan char lee, gado-gado iboesoeri, dan banyak lagi.
Favorit saya adalah tahoe hujin tje lie rina (Rp 33,5 ribu). Masakan sederhana ini dibuat dari tahu sutra yang lembut, dikukus dengan sayur pocai, kemudian disiram dengan bumbu-bumbu gurih dan topping jamur mutiara. Mak nyuss!
Oedang Nona Minta Kawen-nya (Rp 35 ribu) juga "bole dipoedjiken". Ini adalah udang goreng dengan bumbu minimalis garam cabe yang memang merupakan salah satu jenis sajian peranakan yang populer. Selain udang, cumi-cumi juga bisa digoreng dengan bumbu yang sama. Ada juga Kepiting Hitam Manis (Rp 71,5 ribu) yang tidak lain adalah kepiting dimasak dengan lada hitam.
Ayam Hong Kong yang digoreng garing, berwarna kemerahan, aroma harum bumbu ngohiong – banyak dipesan pelanggan Radja Ketjil. Masakan ayam lainnya termasuk ayam kungpao, ayam nanking, dan ayam ibutiri (goreng cabe rawit dan kemiri) yang khas.
Hidangan berkuah yang tidak boleh dilewatkan di sini adalah soep Boentoet Radja Ketjil (Rp 50 ribu, porsi individual). Daging buntutnya empuk, kuahnya gurih segar. Salad Keradjaan dan Gado-gado Iboesoeri adalah pilihan hidangan segar bagi mereka yang tidak makan daging.
Bila singgah ke sini di luar jam makan, ada keropok tjolek, singkong goreng, dan berbagai jenis kudapan yang dapat dipesan untuk menikmati suasana "Petjinan Tempo Doeloe" yang cukup berhasil dihadirkan oleh Tika Panggabean bersama teman-temannya.
Radja Ketjil
Citarasa Peranakan
Jl. Taman Pendidikan II/1
Tarogong, Jakarta Selatan
Telp: 021-7509818
sumber :http://www.detikfood.com/read/2011/12/28/111632/1801061/933/masakan-peranakan-sajian-tika-panggabean?d992201933
0 comments:
Post a Comment